Ketika berhenti di dekat lampu
lalu lintas atau perlintasan kereta api para pengendara berupaya untuk
menempati posisi terdepan. Masing-masing pengendara berharap ketika lampu hijau
menyala atau palang pintu dibuka mereka menjadi yang paling dahulu melaju.
Dengan begitu kesempatan untuk sampai di tempat tujuan bisa segera tercapai.
Sementara kalau berada di posisi belakang harus menunggu semua kendaraan di
depannya lewat terlebih dahulu. Fenomena yang kemudian terjadi adalah para
pengendara terutama kendaraan roda 2 saling berebut untuk berada di posisi
terdepan meski harus merebut jalur sebelah kanan yang menjadi hak kendaraan
yang berlawanan arah.
Setalah berhasil “lolos” dari
lampu lalu lintas atau perlintasan kereta api kendaraan yang berhasil melaju
paling depan juga belum tentu akan bisa melewati rintangan berikutnya. Bisa
jadi yang tadinya terdepan akan segera didahului kendaraan di belakangnya
karena kalah terampil dalam mengambil kesempatan.
Gambaran ini sebenarnya merupakan
analogi bagi setiap upaya kita dalam mendapatkan kesempatan-kesempatan dalam
kehidupan kita. Baik kesempatan di dunia kerja, bisnis, dakwah atau upaya
mewujudkan cita-cita dan aharapan kita lainnya. Tidak hanya dibutuhkan
kemampuan merebut kesempatan sebagaimana pengendara yang tadinya berada di
bagian belakang ketika berada di pemberhentian lampu lau lintas atau
perlintasan kereta api. Namun juga kemampuan untuk mengelola kesempatan yang
telah diraih untuk mewujudkan apa yang kita harapan. Kemampuan untuk merebut
kesempatan saja tidaklah cukup. Karena setelah kesempatan berhasil direbut
namun tidak diikuti dengan kemampuan mengelolanya maka kesempatan itu menjadi
sia-sia. Sering kali dijumpai orang yang sebenarnya pintar dalam menemukan
peluang, namun pada akhirnya setelah diraih tidak terkelola dengan baik dan
kemudian menjadi sia-sia.
Sebaliknya kesiapan untuk
mengelola peluang saja juga tidak cukup. Karena tanpa kemampuan menangkap
peluang, bisa jadi kesempatan yang sebenarnya telah melintas di depan mata
terlewatkan begitu saja. Ada banyak orang yang memiliki skill atau kemampuan
khusus di bidangnya namun tidak segera mendapat kesempatan karena yang ada
justru terlebih dahulu direbut oleh orang-orang yang tidak kompeten.
Untuk itu disamping harus terus
meningkatkan kompetensi diri dengan banyak menimba ilmu, mengikuti pelatihan,
atau sejenisnya kita juga harus banyak bergerak, bersosialisasi, berinteraksi
dengan banyak orang. Karena dengan cara seperti itu kompetensi diri terus
ter-upgrade, kepekaan menemukan peluang juga akan terus terasah. Ada kalanya
kesempatan itu datang melalui jalan yang sedikit berliku. Kesempatan yang
datang tidak selalu persis dengan yang kita harapan. Namun itu menjadi batu
loncatan untuk terbukanya kesempatan yang kita harapkan. Semoga bermanfaat []
0 komentar:
Posting Komentar