19 September 2013

Berebut kesempatan



Ketika berhenti di dekat lampu lalu lintas atau perlintasan kereta api para pengendara berupaya untuk menempati posisi terdepan. Masing-masing pengendara berharap ketika lampu hijau menyala atau palang pintu dibuka mereka menjadi yang paling dahulu melaju. Dengan begitu kesempatan untuk sampai di tempat tujuan bisa segera tercapai. Sementara kalau berada di posisi belakang harus menunggu semua kendaraan di depannya lewat terlebih dahulu. Fenomena yang kemudian terjadi adalah para pengendara terutama kendaraan roda 2 saling berebut untuk berada di posisi terdepan meski harus merebut jalur sebelah kanan yang menjadi hak kendaraan yang berlawanan arah.
Tetapi harapan mereka untuk menjadi yang pertama mendapat kesempatan melaju tidak selalu bisa terpenuhi. Ada kalanya justru kendaraan yang berada di belakang dan dalam kondisi melaju tiba-tiba memiliki kesempatan mendahului karena jalur sebelah kanan kebetulan kosong. Sementara dibutuhkan akselerasi bagi kendaraan di depan karena harus memulai melaju dari posisi berhenti. Seperti hukum Newton 1 benda yang sedang bergerak akan lebih mudah untuk terus bergerak dari pada berhenti. Sementara benda yang diam akan lebih mudah untuk tetap diam dari pada bergerak.
Setalah berhasil “lolos” dari lampu lalu lintas atau perlintasan kereta api kendaraan yang berhasil melaju paling depan juga belum tentu akan bisa melewati rintangan berikutnya. Bisa jadi yang tadinya terdepan akan segera didahului kendaraan di belakangnya karena kalah terampil dalam mengambil kesempatan.
Gambaran ini sebenarnya merupakan analogi bagi setiap upaya kita dalam mendapatkan kesempatan-kesempatan dalam kehidupan kita. Baik kesempatan di dunia kerja, bisnis, dakwah atau upaya mewujudkan cita-cita dan aharapan kita lainnya. Tidak hanya dibutuhkan kemampuan merebut kesempatan sebagaimana pengendara yang tadinya berada di bagian belakang ketika berada di pemberhentian lampu lau lintas atau perlintasan kereta api. Namun juga kemampuan untuk mengelola kesempatan yang telah diraih untuk mewujudkan apa yang kita harapan. Kemampuan untuk merebut kesempatan saja tidaklah cukup. Karena setelah kesempatan berhasil direbut namun tidak diikuti dengan kemampuan mengelolanya maka kesempatan itu menjadi sia-sia. Sering kali dijumpai orang yang sebenarnya pintar dalam menemukan peluang, namun pada akhirnya setelah diraih tidak terkelola dengan baik dan kemudian menjadi sia-sia.
Sebaliknya kesiapan untuk mengelola peluang saja juga tidak cukup. Karena tanpa kemampuan menangkap peluang, bisa jadi kesempatan yang sebenarnya telah melintas di depan mata terlewatkan begitu saja. Ada banyak orang yang memiliki skill atau kemampuan khusus di bidangnya namun tidak segera mendapat kesempatan karena yang ada justru terlebih dahulu direbut oleh orang-orang yang tidak kompeten.
Untuk itu disamping harus terus meningkatkan kompetensi diri dengan banyak menimba ilmu, mengikuti pelatihan, atau sejenisnya kita juga harus banyak bergerak, bersosialisasi, berinteraksi dengan banyak orang. Karena dengan cara seperti itu kompetensi diri terus ter-upgrade, kepekaan menemukan peluang juga akan terus terasah. Ada kalanya kesempatan itu datang melalui jalan yang sedikit berliku. Kesempatan yang datang tidak selalu persis dengan yang kita harapan. Namun itu menjadi batu loncatan untuk terbukanya kesempatan yang kita harapkan. Semoga bermanfaat []

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons