19 Desember 2008

PRESTASI KEHIDUPAN

“IP kok 4,00…” kata seorang guru di tempat saya bekerja ketika mengomentari seorang pembicara pada pengajian sehari sebelumnya. Pembicara tersebut merupakan lulusan terbaik dari sebuah universitas swasta di Yogyakarta. “Padahal dulu jaman saya kuliah untuk mendapatkan IP 2 lebih saja sudah susah…” tambahnya. Sambil berkelakar saya bilang katakana, “ Pak, begitu dapat ipe (bahasa Jawa : ipar) saya langsung 3, Pak. Soalnya istri saya anak nomor 4….”

Bagi kebanyakan orang prestasi akademik memang merupakan hal yang menakjubkan. Sehingga bila ada mahasiswa yang IP nya 4 atau ada siswa yang nilainya 8 atau 9 sungguh suatu hal yang luar biasa. Yang menyedihkan adalah obesesi untuk mempunyai prestasi akademik sering kali membuat siswa atau mahasiswa menempuh berbagai cara. Salah satunya dengan menyontek. Kebiasaan ini sudah sangat lazim di kalangan mereka. Bahkan menemukan siswa atau mahasiswa yang tidak menyontek cukup susah. Mereka sudah menjadi makhluk yang harus dilindungi dari kepunahan.

Buat saya pribadi memiliki prestasi akademik bukanlah sesuatu yang terlalu luar biasa. Sebenarnya hanya dibutuhkan ketekunan untuk mempelajari apa yang memang harus dipelajari. Di era internet seperti sekarang ini untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan sudah teramat mudah. Kita tidak perlu membeli buku tebal yang harganya mahal. Cukup dengan searching di internet, informasi apa yang kita butuhkan tersedia. Berbagai ebook tentang berbagai hal bisa dengan mudah kita download. Apalagi bila kita menguasai bahasa asing (Inggris dan Arab misalnya) semakin lebih banyak lagi yang bisa kita eksplor. Sementara warnet saat ini sudahmenjamur dimana-mana. Persoalannya tinggal mau atau tidak untuk belajar.

Hal yang membuat saya takjub adalah orang – orang yang justru memiliki prestasi dalam kancah kehidupan nyata. Orang yang mampu melakukan sesuatu yang secara nyata dirasakan manfaatnya oleh orang banyak. Misalnya di tempat saya bekerja ada seseorang yang selalu berobsesi melakukan perubahan dimanapun ia berada. Di antaranya dia pernah mengusulkan dan mendorong agar dibuat aplikasi agar pelayanan perpustakaan bisa dikomputerisasi. Berkat ide dan lobinya kini perpustakaan di tempat saya bekerja sudah computerize. Mulai dari pengisian daftar hadir pengunjung, katalog, peminjaman dan pengembalian kini sudah bias dilakukan lebih cepat. Ide awalnya adalah dia ingin mengumpulkan orang-orang yang suka bergelut dengan komputer seperti saya agar bisa menghasilka yang bermanfaat. Akhirnya muncullah ide tadi. Prestasi lain darinya adalah ketika dia berupaya menyatukan beberapa local dari bangunan sekolah yang terpisah. Maksudnya agar ketika hujan deras dating para guru tidak kesulitan menjangkau lokal-lokal kelas yang terpisah. Idenya ini mendapat tentangan keras, karena harus mengorbankan salah satu kelas. Tetapi dia berkeras dan berupaya melobi agar idenya terlaksana. Ketika kemudian berhasil semua bisa merasakan manfaatnya. Kini baik guru maupun siswa bisa mencapai bagian bangunan yang manapun tanpa harus membawa paying ketika hujan deras turun.

Buat saya hal seperti di atas adalah sebuah prestasi yang menakjubkan. Begitupun ketika seseorang yang karena wawasannya yang luas dia bisa memberikan solusi atas berbagai persoalan yang ada di sisinya. Dia menjadi rujukan ketika orang punya masalah. Demikian juga para pengemban dakwah yang selalu tekun menyampaikan kebenaran dan memotivasi orang untuk taat kepada Allah, kemudian orang – orang mengikutinya. Mereka adalah orang – orang berprestasi yang mengagumkan kendati tidak punya prestasi akademik yang luar biasa. Mereka adalah orang-orang yang menghadirkan manfaat bagi masyarakat. Mereka adalah sebaik-baik manusia sebagaimana sabda Nabi, “Khairunnas anfa’uhum linnas” (sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain.

27 November 2008

Pro Syariah, Blog Baru Saya

Setelah sebelumnya saya meluncurkan beberapa blog dengan berbagai kekhususan, seperti blog ini yang khusus menampung tulisan-tulisan saya, kobermaca untuk menghimpun tulisan-tulisan mengenai motivasi, my tangue untuk menampung hasil uji coba menulis dalam bahasa inggris, kini saya meluncurkan blog baru lagi. Blog ini saya dedikasikan untuk mendukung perjuangan menegakkan syariah. Isinya mengenai himpunan berita atau artikel hasil penelusuran di dunia maya, dengan harapan berita-berita atau artikel ini menjadi penambah wawasan bagi para pejuang syariah dalam menjelaskan kepada masyarakat mengenai urgensi penerapan syariah dan dalam membongkar konspirasi yang membahayakan Islam dan kaum muslimin. Silakan kunjungi dan tinggalkan pesan di blog saya tersebut di alamat httl://pro-syariah.blogspot.com. atau klik saja gambar di bawah ini.
Selamat berkunjung.


06 Oktober 2008

ADA APA DENGAN MUDIK?

Salah seorang teman begitu risau dengan fenomena mudik yang baru saja berlangsung beberapa waktu lalu. Berbagai peristiwa kecelakaan dan tindakan kriminal yang menimpa para pemudik tidak saja merisukan beliau ini api juga kita semua. Wajar bila kemudian beliau bertanya-tanya kenapa orang sedemikian rupa ingin mudik hingga rela berdesakan di kereta api, di bus, di kapal laut sekadar agar bisa pulang kampung. Padahal dari tahun ke tahun kerban sudah banyak berjatuhan. Kenapa orang tidak berdesakan di masjid berburu malam lailatul qadar. Bukankah ini yang seharusnya dicari pada hari-hari terakhir bulan Ramadhan, tanya beliau.
Kegelisahan yang terus menerus disampaikan beliau kepada saya baik secara langsung maupun via sms, tak pelak membuat saya ikut merenung. Ada apa sebenarnya dengan fenomena mudik ini? Bukankah keinginan bertemu keluarga adalah sesuatu yang wajar? Tapi kenapa yang harus menjadi peristiwa yang begitu menguras energi, waktu dan harta sedemikian rupa?
Ada beberapa hal yang berhasil saya catat dari fenomena tahunan ini. Pertama, keinginan untuk pulang kampung dan bertemu keluarga adalah sesuatu yang secara wajar. Manusia memiliki naluri untuk dekat dengan kaum kerabatnya. Kerinduan kepada orang tua, anak, saudara, dan kerabat adalah sesuatu yang lumrah. Momen lebaran adalah kesempatan yang langka, dimana orang bisa pulang kampung dan bertemu dengan keluarga. Karena pada hari-hari biasa untuk mengambil libur bukanlah hal yang mudah, apalagi bagi mereka yang bekerja di kantor atau perusahaan.
Kedua, pembangunan pusat-pusat kegiatan ekonomi yang lebih banyak terpusat di daerah tertentu (Jabodetabek, misalnya) membuat orang berduyun-duyun pergi ke kota untuk bisa menikmati kue pembangunan. Bak pepatah ada gula ada semut, orang - orang desa dan kota kecil banyak berpindah ke daerah yang banyak terdapat industri yang menyediakan lapangan kerja. Wal hasil kepadatan penduduk beserta segala implikasinya menjadi sebuah keniscayaan. Ini bisa kita lihat dari betapa sepinya Jakarta ketika libur lebaran, yang menunjukkan sebagian besar penduduknya adalah pendatang. Dengan demikian ketika arus mudik berlangsung terjadi semacam "pengosongan kota". Warga Jakarta khususnya berhamburan di terminal, stasiun, pelabuhan, dan bandara. Terjadilah kemudian yang namanya kemacetan di berbagai titik. Kecelakaan lalu lintas pun menjadi sebuah akibat yang selalu muncul dalam kondisi seperti itu. Seandainya pusat-pusat kegiatan ekonomi itu merata bahkan pembangunan merata di seluruh penjuru negeri tentu pencari kerja tidak terkonsentrasi di wilayah-wilayah tertentu dan fenomena mudik tidak menjadi sedemikian nggegirisi seperti sekarang.
Ketiga, aktivitas mudik sesungguhnya hanya butuh waktu beberapa hari atau beberapa jam. Masih ada waktu bila kita mau memanfaatkan hari-hari terakhir di bulan Ramadhan. Tetapi memang tidak bisa maksimal. Karena kita tidak bisa memastikan kapan turunnya Lailatul Qadar. Bisa jadi dia turun saat para pemudik sedang dalam perjalanan.
Tidak hanya dibutuhkan kesadaran individu untuk menjadikan Ramadhan sebagai momen yang benar-benar dimanfaatkan untuk meningkatkan ketaqwaan individu. Dibutuhkan pula kebijakan dari para pemegang tampuk kepemimpinan negara agar aktivitas di bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri tidak hanya sebagai pemusatan kegiatan ekonomi. Tetapi saya pikir sangat sulit bila negara tidak menjadikan Islam sebagai sistem kehidupan yang mengatur masyarakat secara keseluruhan. Hanya bila syariat Islam ditegakkan dan negara hadir sebagai penjaganyalah persoalan masyarakat akat terselesaikan, termasuk persoalan mudik tadi.
Allahu a'lam.

Selamat Idul Fitri

Mengucapkan:
Selamat Idul Fithri 1429 H
Mohon maaf atas semua kekhilafan.
Mudah-mudahan Allah berkenan menerima amal ibadah kita.

03 September 2008

Tausiyah Ramadhan 1429 H - Keutamaan Para Sahabat

Ahlan wa sahlan ya Ramadhan, syahrul mubarak. Selamat datang bulan Ramadhan, bulan penuh keberkahan. Raih takwa, tegakkan syariah dan Khilafah sebagai rahmat bagi semua. Untuk menemani Ramadhan Anda, berikut Tausiyah Ramadhan yang bertema Keutamaan Para Sahabat bersama KH. Hafidz Abdurrahman, M.A. Kami persembahkan untuk kaum Muslim. Nantikan pula Tausiyah Ramadhan lainnya dengan nara sumber: (1) K. H. Hafidz Abdurrahman, MA (2) K. H. Al-khaththath (3) Dr. M. Rahmat Kurnia, MSi (4) Ust. M. Ismail Yusanto, MM (5) Ust. Jamil Azzaini (6) Ust. Harry Moekti dan (7) Ust. Harun Arrasyid.



31 Agustus 2008

RAMADHAN KEMBALI TIBA

Bulan Ramadhan yang kita rindukan akhirnya kembali tiba. Meski kita sedang menghadapi keadaan yang serba sulit karena kenaikan harga BBM teruta ma elpiji yang baru saja naik, namun mudah-mudahan tidak mengurangi kekhusyu'an kita dalam beribadah di bulan mulia ini. Sebaliknya momentum Ramadhan seharusnya menjadi saat dimana kita menjadi lebih taat kepada Allah. Kita tidak perlu berbuka dan makan sahur secara berlebihan. Hal ini penting karena selama ada fenomena dimana pada bulan Ramadhan konsumsi makanan malah menjadi meningkat. Padahal acara makan kita berubah dari hanya 3 kali sehari menjadi 2 kali sehari yaitu saat sahur dan berbuka. Kenaikan harga elpiji yang akan memicu naiknya harga makanan seharusnya membuat kita menahan diri untuk berbuka dan makan sahur secukupnya saja. Masih banyak saudara-saudara yang kekurangan makanan di negeri yang konon katanya tongkat batu jadi tanaman ini.

Akhirnya saya dan keluarga mengucapkan Selamat menunaikan ibadah Ramadhan. Semoga ibadah kita di bulan penuh rahmat ini diterima oleh Allah SWT.



26 Agustus 2008

REKOR MURI

rekor-muri

Belakangan saya mendengar bahwa Cilacap akan kembali memecahkan rekor MURI, yakni makan kerupuk dan memasang pin dengan peserta terbanyak dan menyambung tongkat bambu terpanjang. Sebelumnya Cilacap sudah memecahkan rekor Minum Jamu Dengan Peserta Terbanyak, 6956 peserta. pada tanggal 10 Maret 2007, lukisan `graffiti` (lukis dinding) dengan peserta terbanyak yaitu 470 peserta pada 18 Maret 2007, membuat sambal dadakan sebelumnya hanya melibatkan 1.535 peserta dan merias wajah dengan 1.585 peserta 15 Maret 2008, naik egrang dengan peserta terbanyak 1.263 orang 25 Maret 2008.

Yang membuat saya heran rekor yang selama ini diraih adalah kegiatan - kegiatan yang tidak bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. Jika pun ada yang merasakan adalah penjual cat (ketika memecahkan rekor graffiti terpanjang), perajin jamu tradisional (ketika memecahkan rekor minum jamu), petani dan penjual cabe (ketika memecahkan rekor membuat sambal), pejual bambu (ketika memecahkan rekor egrang), dan penjual kosmetik (ketika memecahkan rekor merias wajah). Nanti yang akan merasakan untung adalah kembali penjual bambu (rekor menyambung tongkat), pengrajir kerupuk (rekor makan kerupuk) dan pengusaha pembuat pin. Sementara masyarakat lainnya hanya menjadi penonton. Hal ini mengherankan saya karena rekor-rekor yang dicetak ini diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Kalau itu dicapai oleh perorangan barangkali tidak terlalau aneh.

Saya sangat mengharapkan di masa mendatang kalau mau memecahkan rekor maka rekor-rekor yang dipecahkan adalah untuk hal - hal yang dirasakan masyarakat luas. Mengingat pemerintah adalah pelayan masyarakat yang tugasnya ngopeni masyarakat. Misalnya saja memecahkan rekor sebagai kabulaten bebas miras, kabupaten dengan biaya pendidikan termurah, kabupaten tanpa jalan rusak dan lain-lain. Saya pikir itu lebih bisa dirasakan masyarakat luas.

Mudah-mudahan ide sederhana ini bisa direalisasikan dan bisa dirasakan oleh masyarakat.


23 Agustus 2008

BELAJAR DARI PENGALAMAN MEMBENAHI RUMAH

Hampir 4 tahun lalu dengan bantuan dana dari mertua saya membeli sebuah rumah. Sebenarnya ruamh itu jelek dan saya tidak begitu sreg. Tetapi istri saya tertarik dan mendesak saya untuk segera membayarnya. "Nanti keburu mahal", katanya. Sayapun tidak berpikir panjang untuk mempertimbangkan kembali. Ketika itu saya memang sedang tidak bisa berpikir secara lebih jernih. Saya sedang disibukkan dengan keadaan bapak saya yang ketika itu sedang sakit keras. Akhirnya saya pun mengiyakan untuk membeli rumah itu. Paling tidak setelah itu saya tidak didesak lagi untuk mengurus rumah itu. Saya bisa beralih untuk memikirkan bapak saya.
Kebetulan si pemilik rumah tidak meminta agar saya segera membayar cash rumah itu. Dia hanya meminta saya membayar beberapa juta dulu sebagai tanda jadi. Dia pun mengerti dengan keadaan saya saat itu. Bahkan ketika saya meminta waktu beberapa saat untuk mengurus bapak saya diapun mafhum.
Beberapa bulan setelah bapak saya akhirnya meninggal dunia saya baru bisa melunasi pembayaran rumah itu. Ketika akhirnya rumah itu dikosongkan saya pun tidak segera menghuninya. Saya memutuskan akan pindah dari rumah ortu setelah lebaran. Selama belum dihuni itu saya harus bolak-balik menengok rumah. Menyalakan lampu ketika petang dan mematikannya pada pagi hari ketika mau berangkat kerja. Saat itulah saya menyadari bahwa rumah yang saya beli benar-benar rumah bodol (rusak). Atap di salah satu ruangnya yang terbuat dari seng sudah keropos dan menganga. Saya bisa melihat lagit dari lubangnya. Talang di bagian tengahnya bocor tidak mampu menampung luapan air. Tapi apa boleh buat, keputusan sudah diambil. Untuk mengatasinya saya membeli beberapa lembar seng dan karpet talang untuk mengurangi kebocoran.
Hari kedua saya dan keluarga di rumah yang baru kami huni hujan turun dengan lebatnya. Kami harus menyediakan ember dan kaleng untuk mewadahi bocoran yang masuk ke dalam rumah. Sedih juga rasanya punya rumah yang tak memadai begini. Pukul 02.00 saya terbangun saya teringat barang-barang yang belum kami tata di gudang belakang. Lantainya yang lebih rendah bisa banjir kalau air hujan yang merendam lingkungan sekitar meluber. Benar juga, ketika saya bangun air sedang merambat masuk. Buru-buru saya membangunkan istri untuk kerja bakti memindahkan barang ke tempat yang lebih tinggi. Meski kami sudah beusaha keras, tak pelak ada bebeara barang yang harus terendam. Paginya saya pun harus menguras air yang menggenang. Sementara istri saya mengalirkan air dengan sapu lidi ke tempat yang dekat dengan kamar mandi agar air bisa keluar melalui lubang pembuangan air. Duh...
Semenjak itu saya berfikir bagaimana membuat rumah saya nyaman untuk ditinggali. Kalau hujan tidak kehujanan dan kalau panas tidak kepanasan. Yang terfikir adalah berapa lama saya harus menabung untuk bisa memperbaiki rumah. Saya memang tidak mempunyai pengalaman dalam hal bangun membangun sehingga rasanya sulit sekali untuk mewujudkan mimpi membuat rumah layak ditinggali.
Dari hasil bincang-bincang dengan teman-teman saya mendapat sedikit gambaran bagaimana membenahi rumah. Teman kerja saya menyarankan agar saya nyicil dalam memperbaiki rumah. Misalnya punya uang Rp 50.000,00 untuk beli balok dulu barang beberapa batang. Punya lagi beli lagi. Lain waktu beli batu bata atau material lainnya. Namun demikian saya masih bingung harus mulai dari mana dulu. Karena memperbaiki satu bagian pasti akan merembet ke bagian lainya.
Cukup lama saya berfikir sambil prihatin menghadapi berbagai keadaan yang tidak mengenakkan. Samapi akhirnya tetangga belakang rumah memutuskan membuat septic tank baru tepat di belakang rumah saya. Galian lubang yang mau dibuat septic tank ternyata cukup banyak. Istri saya punya inisiatif untuk meminta tanah galian itu untuk mengurug dapur sumah kami yang memang lebih rendah dari lantai bagian tengah dan depan. Si pemilik tanah tidak keberatan. Sekalian saja saya minta dia untuk menggarap pengurugan dan pengecoran lantai itu setelah selesai membuat septic tank. Alhamdulillah dia setuju. Dengan sedikit tabungan yang sudah kami kumpulkan "proyek" itu pun dikerjakan.
Setelah beberapa hari pengurugan lantai dapur ternyata idenya berkembang. Istri saya minta agar tembok yang belum dilepa sekalian. Saya setuju. Ternyata kemudian berlanjut pada perbaikan atap dan talang belakang. Alhamdulillah, dana mencukupi. Pendek kata saat ini rumah kami agaknya sudah cukup layak untuk ditinggali. At least kami tidak perlu menyiapkan ember dan kaleng banyak-banyak untuk mewadahi air curahan dari talang yang bocor. Di samping itu saya sudah mempunyai gambaran bagaimana tahapan-tahapan agar rumah kami lebih nyaman lagi untuk ditinggali.
Rumah memang bukan segala-galanya bagi saya. And toh, kelak juga akan saya tinggalkan. Tetapi dengan rumah yang layak setidaknya saya bisa menjalankan tugas hidup saya dengan baik. Tidak harus terganggu oleh ketidaknyamanan yang mengganggu.
Pelajaran yang bisa saya petik adalah bahwa untuk bisa melakukan sesuatu maka kita harus mencobanya agar kita bisa mengukur persiapan apa yang seharusnya kita siapkan. Sebelum membenahi rumah saya miskin sekali gambaran untuk membenahi rumah. Setelah saya mencoba dengan memperbaiki beberapa bagian saya bisa mengukur kira-kira apa yang harus saya lakukan kemudian, apa saja yang harus saya persiapkan dan bagaimana melakukannya.
Semoga Allah memudahkan kami dalam menjaga amanah ini dan tidak menjadikan urusan ini menjadi pemaling yang akan memalingkan kami dari pelaksanaan tugas kehidupan yang seharusnya kami emban. Mengabdi kepadaNya.


23 Juli 2008

MENIKMATI HIDUP

Ini adalah cerita dari seorang ustadz saya. Al-kisah, seorang pengusaha yang telah bertahun-tahun merintis usahanya akhirnya bisa mencapai suatu kondisi dimana dia bisa memiliki berbagai hal yang dia ingini. Dia pun berhasil membeli sebuah rumah mewah di perumahan elit di sebuah kota di Jawa Tengah. Berbagai fasilitas termasuk kolam renang pun tersedia di rumahnya itu.

Namun demikian bisnis yang ditekuninya dan telah mendatangkan kekayaan memaksanya harus tinggal di Jakarta. Sementara rumah mewahnya hanya ditinggali para pembantunya. Dia tetap harus berfikir keras bagaimana agar usahanya tetap bisa berjalan. Dia harus memutar otak agar tetap bisa survive dan tidak bangkrut. Hanya sebulan sekali dia menyempatkan diri pulang ke rumah mewahnya itu. Pendek kata dia tidak sepenuhnya menikmati rumah mewahnya itu.
Sementara itu pembantu yang menunggui rumah mewah bisa menikmati semua sarana yang ada. Bisa nonton televisi yang fasilitas home teater atau menyaksikan film dari kepingan DVD tanpa harus membayar rekening listrik, bisa memasak dan makan makanan yang selalu tersedia tanpa mengeluarkan uang sendiri untuk membelinya. Bisa berenang di kolam renang bersama teman-temannya sesama pembantu tanpa harus membayar sewa, dan lain-lain.
Kalau kita renungkan, siapa sebenarnya yang menikmati hidup. Si majikan yang punya rumah mewah dan tetap berpikir keras untuk mengumpulkan harta atau para pembantu yang menunggui rumah mewah itu? Apa sebenarnya yang si pengusaha tadi cari. Kalau kekayaan yang dia cari kekayaan ternyata dia tidak menikmatinya. Kalau dia mencari ketenangan hidup buktinya dia masih harus pontang - panting untuk mempertahankan keberlansungan usaha. Barangkali tepat orang yang mengatakan bahwa kesenangan dunia ini seperti air laut. Semakin banyak diminum semakin terasa haus. Kesenangan dunia memang acapkali melalaikan kita dari tujuan hidup yang sebenarnya. Tak jarang kesibukan meraihnya malah menjadi belenggu bagi kita. So, mari tetap ingat pada tujuan hidup sesungguhnya. Meraih kebahagiaan hakiki. Meraih kebahagiaan di kehidupan kekal. Berbekallah. Sesungguhnya bekal terbaik adalah taqwa.



17 Juli 2008

HARI PERTAMA MASUK SEKOLAH

Senin kemarin (14/07/2008) adalah hari pertama anak saya masuk sekolah (TK). Beberapa hari sebelumnya dia begitu antusias ketika kami (saya dan istri) mengajaknya ngobrol soal sekolahnya. Tapi pada hari pertama masuk sekolah malah tampak ogah-ogahan. Pasalnya, kaki sebelah kirinya terluka karena terjatuh di depan rumah mertua saya 5 hari sebelumnya. Sebenarnya hari Sabtu lukanya sudah kering dan ada yang mengelupas. Tetapi justru karena bagian yang mengelupas itu diambil pada hari ahad lukanya jadi bengkak. Hari itu juga saya panggil mantri untuk memberinya obat. Hari senin lukanya sudah mulai layu. Tapi dasar anak-anak, dia ngotot tidak mau masuk. Nunggu kakinya sembuh, katanya.
Namun setelah dibujuk istri saya akhirnya dia mau juga berangkat. Nyatanya di sekolah dia happy aja. Ketika saya jemput, dengan antusias menceritakan apa saja yang dilakukan di sekolah. Anehnya, setelah sampai di rumah dia berkeras besok tidak mau masuk dulu. Masih dengan alasan yang sama. Maka esok paginya susah payah saya dan istri membujuknya untuk berangkat. Akhirnya dia pun mau berangkat setelah dibujuk untuk memakai sandal saja agar lukanya tidak sakit.
Hal lain yang membuat saya heran, sepulang sekolah dia tidak mau diajak ke rumah "mbah putirnya" (neneknya yaitu ibu saya) yang rumahnya terlewati ketika berangkat dan pulang sekolah. Sampai-sampai ibu saya meminta adik perempuan saya menjenguknya. Akhirnya pada hari ketiga ketika berangkat saya sempatkan mengajak dia mampir. Kebetulan dia mau dan ibu saya kelihatan begitu gembira melihat cucu pertamanya mulai masuk sekolah.
Hari - hari berikutnya dia sudah tidak rewel untuk berangkat ke sekolah. Kalau biasanya dia malas bangun pagi, hari - hari belakangan dia cukup mudah dibangunkan. Kadang saya membujuknya untuk melihat teman sepermainannya yang sudah masuk SD. Rupanya dia tertarik untuk melihat temannya itu memakai baju putih merah. Kadang pula saya bujuk dia untuk melihat film kartun yang diputar pagi-pagi di stasiun swasta.
Begini rupanya menghadapi anak yang baru sekolah. Maklum, dia adalah anak pertama saya dan dulu saya tidak njamani sekolah TK. Mudah-mudahan saja semangatnya untuk sekolah tetap tinggi dan keinginannya untuk belajar yang sebelumnya sudah terpupuk sejak belum sekolah tetap membara. Giat belajarlah nak, tantangan di masa depanmu kelak lebih berat dari yang bapak dan ibumu alami kini.

12 Mei 2008

Hidup Enak

Dalam sebuah pertemuan dengan teman-teman ketika teman-teman ditanya menurut persepsi masing-masing 5 dari 7 orang yang ditanya menilai yang dianggap hidupnya paling enak adalah saya. Ketika giliran saya ditanya, saya juga bingung harus menunjuk siapa. Sayapun menganggap saya yang hidupnya paling enak di antara teman-teman, meskipun saya tidak sepenuhnya setuju dengan alasan teman-teman. Saya mempunyai penilaian saya sendiri. Ada satu orang lain lagi yang dianggap hidupnya paling enak. Dia mendapat dua suara termasuk dari dirinya sendiri. Artinya saya mendapat suara terbanyak dalam forum tadi. 

Mendapat penilaian sebagai orang yang hidupnya di antara teman-teman, tidak berarti saya secara materi berkecukupan. Jangan dibayangkan bahwa saya punya rumah yang megah, mobil, gaji yang yang mencukupi kehidupan saya dan sebagaimya. Jangan pula beranggapan bahwa teman-teman saya semua belum punya rumah, kendaraan, dan gaji yang mencukupi. Pada kenyataannya saya memang punya rumah namun sederhana. Itu juga dibelikan mertua. Kalau hujan saya harus menyediakan ember, waskom, dan kaleng bekas untuk mewadahi air hujan yang mengucur deras dari talang yang bocor. Saya bukan tak mau memperbaikinya, tapi saya memang harus menabung dulu. Kalau hari terik ruangan terasa gerah, bahkan kursi tamu ikut terasa hangat karena panas dari atap asbes merambat melalui udara di ruang tamu dan sampai ke kursi. Dindingnya sebagian masih bata merah yang belum ditutup semen, tidak rapi. Sebagian lainya dari triplek dan eternit. Namun kondisi rumah yang seperti itu tidak membuat saya sibuk memikirkannya. Sebab saya memperbaiki rumah dengan dana hutangan – apa lagi jumlahnya tidak sedikit - itu berarti saya membuat belenggu buat saya sendiri. Saya tetap harus bersabar menabung dan berharap Allah melapangkan rizqi buat saya. Saya tidak mau apa yang dialami teman saya berulang pada saya. Dia membangun rumah dengan mengambil hutang dari banyak sumber. Akhirnya dia harus banting tulang untuk melunasi. Kini sebagian besar waktunya habis untuk mencari tambahan bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya karena gajinya sebagai guru habis untuk membayar hutang. Betapapun saya harus mensyukuri karunia bisa memiliki rumah meski sederhana. Barangkali rasa syukur itu yang membuat hidup saya terasa enak.

Alhamdulillah saya juga punya kendaraan. Sepeda motor keluaran tahun 1995 yang kalo direm depan dan belakang sekaligus klaksonnya berbunyi, speedometernya rusak, kunci stangnya harus dibetulkan, dan BPKBnya lagi diurus karena baru balik nama. Namun saya tak mau keadaan motor saya membuat saya pusing. Saya memang memimpikan kendaraan yang lebih layak, tapi saya tidak mau terpenjara oleh mimpi saya itu. Saya harus bersyukur, karena biar begitu motor tersebut saya beli secara tunai. Hal ini membuat saya tidak dikejar-kejar setoran kredit motor seperti 2 orang teman saya. Lagi lagi rasa syukur ini yang membuat saya merasa hidup lebih enak.

Saat ini saya bekerja sebagai karyawan honorer dengan gaji di bawah UMK. Setiap tanggal 1 saya menerima honor dan pada tanggal 10 istri saya memberikan laporan keuangan bahwa APBRT (anggaran pendapatan dan belanja rumah tangga) sudah defisit. Untuk menutup kebutuhan harian, kadang dia meminjam uang dari adik saya atau meminjam uang dagangan majalah saya yang tidak seberapa. Anak istri saya juga sering sakit yang itu mengharuskan kami menyediakan dana untuk berobat. Namun saya tak mau keadaan ini membuat saya ngotot mencari tambahan. Kalaupun saya sering lembur itu lebih karena tuntutan pekerjaan yang memang seringkali menuntut penyelesaian segera. Bukan karena ambisi saya mencari tambahan. (Sekalipun jujur saya akui itu juga cukup membantu). Saya tetap harus memberi jatah waktu untuk keluarga, diri saya sendiri, dan masyarakat. Kendati selama ini belum bisa dikatakan betul-betul seimbang. Keadaan ekonomi yang sulit itu – lebih-lebih sebentar harga BBM bakalan naik dan menyempurnakan kenaikan harga bahan-bahan pokok yang sebelumnya sudah melonjak – saya upayakan tidak menjadi belenggu buat saya. Hal tersebut tak boleh menghalangi saya untuk menafkahkan rizki itu di jalan Allah. Termasuk di antaranya adalah membantu ibu saya yang memang sudah seharusnya menjadi kewajiban saya karena bapak saya sudah tidak ada. Saya mencoba menanamkan keyakinan bahwa rizki yang saya terima adalah milik Allah. Kalau saya belanjakan di jalan yang diridhaiNya sebenarnya saya sama sekali tidak merugi. Bukankah tanda ketaqwaan di antaranya adalah membelanjakan harta di jalanNya di waktu lapang maupun sempit. Dan orang yang bertaqwa dijanjikan akan diberi jalan keluar atas segala persoalan dan diberi rizki dari arah yang tidak terduga. Mudah-mudahan saya bisa bisa meraih predikat mulia itu.

Jadi sebenarnya persoalannya bukan terletak pada kondisi nyata yang ada di luar diri saya. Tetapi terletak pada bagaimana saya memberi persepsi atas realitas di sekelilingnya. Bila saya menganggap keadan rumah, kendaraan, dan penghasilan yang kurang sebagai persoalan besar yang harus dirisaukan dan diberi energi ekstra untuk memperhatikannya maka bukan hal aneh bila itu membuat saya stress dan gering taunen. Tetapi dengan pola berfikir yang saya coba install dalam pikiran saya alhamdulillah saya merasa bisa lebih enjoy dengan tetap mempunyai mimpi dan berupaya mewujudkan mimpi itu.

 

07 Mei 2008

BBM = Bola Bali Mundak

Baru - baru ini pemerintah mengumumkan rencana kenaikan BBM awal Juni nanti. Jenis BBM yang mengalami kenaikan adalah premium dan solar. Wapres mengatakan bahwa kenaikan BBM kali ini tidak akan menimbulkan pengaruh yang besar sebagaimana kenaikan BBM sebelumnya. malah masyarakat bawah menjadi untung karena Bantuan Tunai Langsung yang akan menyertainya jumlahnya lebih besar. Temas saya juga mengatakan ga apa - apa BBM naik. Katanya karena memang sudah seharusnya begitu.
Rupanya Wapres dan teman saya lupa kalau sebelum BBM naik (ya sekarang ini) harga - harga berbagai kebutuhan sudah naik sedemikian tinggi. Apatah lagi nanti ketika BBM dinaikkan. Sekalipun yang naik "hanya" harga premium dan solar tapi keduanya adalah BBM yang banyak dipakai kendaraan umum. Halini pasti akan berpengaruh pada naiknya biaya trasportasi. Tunggu saja, setelah BBM naik para sopir angkutan umum akan segera meminta kenaikan tarif angkutan. Ujung-ujungnya harga barang akan semakin naik dan rakyat miskin semakin menderita. Jikapun ada BTL jumlahnya tentu tidak bisa menghilangkan penderitaan yang diakibatkan secara tuntas.
Yang membuat saya bingung adalah pemerintah sepertinya berkeberatan menanggung subsidi BBM sehingga harus dikurangi tetapi tidak berkeberatan menyerahkan ladang-ladang minyak itu dieksplorasi dan dikeruk keuntungannya oleh asing. Sebenarnya pemerintah itu yang milih rakyat apa pemilik modal asing si ya?
BBM = Bola Bali Mundak (Bolak-balik naik), BBM = Bener-bener Bikin Mumet, Oh BBM... Beban Berat Masyarakat.

05 Mei 2008

POLISI TIDUR

Sesuatu yang tidurnya saja dibenci, apa coba? Polisi tidur. Tepat! di jalan-jalan yang biasa daya lalui baik ketika ke kantor atau ke tempat yang lain sekarang dipenuhi dengan benda satu ini. Di sebuah jalan dekat rumah saya hampir setiap 20 meter terdapat polisi tidur. Di dekati tikungan dekat rumah bahkan dibuat dari gorong-gorong yang kemudian di tuutp semen. Pada awal dibuat polisi tidur ini sangat lancip untuk ukurannya. Suatu hari ketika istri saya harus dirawat di rumah sakit saya meminjam motor milik tetangga sebelah (waktu itu saya belum punya sepeda motor). karena jarang pakai sepeda motor saya jadi kurang terampil. Karena terburu-buru secara tidak sengaja mesin motor yang saya naiki kandas mengenai polisi tidur nan tajam tadi. Dug...! seketika mesinya mati. "Aduh ... ketempuhan* aku!!" batin saya. Kustarter lagi ternyata hidup. Haahhhh....lega. Setelah saya kembalikan tidak ada komplain dari si pemilik.
Yang paling sengsara berhadapan dengan polisi tidur adalah para tukang bakso, tukang siomay, tukang becak, tukang bubur ayam, dan tentu saja tukang mengeluh. Hihihihi.... Saya yang waktu itu kemana - mana naik sepeda juga sengsara. Terutama kalo harus memboncengan anak dan istri. Jegleg ... jegleg.. pantat istriku jadi sakit karena terbentur boncengan sepeda yang keras setiap melewati polisi tidur. Sekarang sudah lebih lumayan karena saya sudah punya sepeda motor, biarpun tua. Namun demikian jumlah polisi tidurnya semakin hari semakin bertambah. Di dekat perempatan polisi tidurnya tidak cukup satu. Ada yang rangkap dua atau tiga. Duh....
Kalau kita amati, pembuatan polisi tidur lebih banyak didasarkan pada suatu kekhawatiran akan terjadi kecelakaan karena para pengendara sepeda, speda motor akan ngebut di jalan yang mulus. Sejauh ini sebenarnya kekhawatiran itu belum pernah terjadi. Tapi kenapa semakin hari jumlahnya terus ditambah, ya? atau kalau ada kekhawatiran begitu kenapa dulu jalannya tidak dibiarkan kasar dan berbatu saja ya?
Buka mata, ini nyata, hanya di Indonesia .....

26 April 2008

Rumus Nilai Ujian

Microsoft Excel adalah software yang saat ini cukup banyak digunakan untuk mengolahan data lembar kerja, termasuk di dalamnya untuk pengolahan data nilai - nilai di sekolah-sekolah. Di saat ujian seperti yang begitu dibutuhkan adalah formula atau lebih tepatnya fungsi untuk mengetahui hasil ujian siswa, apakah dengan mengacu pada kriteria yang ditentukan oleh Depdiknas nilai yang telah diperoleh siswa memenuhi kriteria kelulusan ataukah tidak.
Belum lama ini di sekolah tempat saya bekerja saya mencoba membuat laporan yang menyertakan nilai hasil Pra - UN siswa. Di mana dalam laporan tersebut nilai Pra UN siswa diperlakukan seperti nilai UN, artinya berdasarkan nilai tersebut sekolah mencoba menganalisa apakah siswa lulus ataukah tidak.
Dalam daftar nilai tersebut kami siapkan satu kolom berisi formula untuk mengetahui kelulusan siswa. (untuk keperluan publikasi ini saya membuat tiruan daftar tersebut sperti berikut :

(Bila anda ingin melihat gambar di atas dengan lebih jelas, klik saja)

Pada cell K8 saya memasukkan formula :
=IF(OR(AND(J8>=5,25;COUNTIF(C8:H8;"<4,25")=0);and(countif(c8:h8;"=4")=1;countif(c8:h8;">=6")=5));"LULUS";"TIDAK LULUS")

yang kemudian saya kopi ke cell di bawahnya. Saya sudah mencoba menelusuri kemungkinan adanya kekeliruan, namun sejauh ini saya tidak menemukannya. Mudah - mudahan formula ini bisa dipakai oleh siapa saja yang memerlukannya.

Contoh file itu juga bisa didownload disini. Semoga bermanfaat.

25 April 2008

Hikmah di Balik Musibah

Kemarin siang ketika saya sedang chatting dengan seorang teman sambil menersukan kerjaan tiba - tiba petir menyambar dengan kerasnya. Pet...... komputer yang saya pakai sepontan tewas, dan tidak bisa dibooting lagi. Saya coba berulang - ulang tetap tidak bisa. Wah ngalamat terhambat nih pekerjaan saya. Saya langsung sms teknisi kantor. Tenyata tertunda. Tak lama kemudian saya mendapat informasi si teknisi sedang menangani komputer salah seorang guru. Untung masih ada guru IT yang belum pulang. Dengan suka rela dia memeriksa komputer saya. Maklum saya masih gaptek dalam urusan hardware.
Setelah dibongkar ternyata VGAnya kena. Karena VGAnya on board kami coba mengatasinya dengan memasang VGA card yang diambil dari komputer lain. Setelah dicoba tetap tak tidak bisa. Yo wis. Mau tidak mau saya harus menunggu sang teknisi besok paginya. Tapi malam itu aku sms ulang si teknisi. Meski agak lama akhirnya terjawab.
Pagi ini saya terpaksa datang terlambat karena anak saya minta diantar ke tempat ibu saya dulu, padahal bangunya kesiangan. Ketika saya sampai di ruang kerja ku Mas Teknisi sudah ada di depan komputer yang bermasalah itu. Sudah diperbaiki rupanya. Menurut dia memang VGAnya yang kena. Untuk mengatasinya ditambahkan VGA card.
Hikmahnya dengan peristiwa ini komputer yang saya pakai jadi lebih cepat. Sebab sebelumnya memorinya sebagian terpakai untuk VGA on board kini sudah tidak lagi karena menggunakan VGA card. Ternyata di balik musibah ada hal positif yang bisa kita ambil. Rabbana maa khalaqta hadza bathila ... (Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia - sia)

22 April 2008

PEMECAH BATU

Beberapa hari ini saya mendapati 3 berita dari 3 stasiun televisi swasta yang berbeda. Berita yang diangkat bertema sama yakni hari Kartini dan kehidupan para perempuan pemecah batu. Ketiga stasiun televisi tersebut memandang bahwa mereka perempuan pemecah batu adalah kartini masa kini. Karena mereka tidak hanya mengurus rumah tapi juga ikut berjuang menghidupi keluarga medki dengan pekerjaan kasar menjadi pemecah batu yang nantinya akan dijual sebagai bahan bangunan. Mereka setiap hari menempuh jarak berkilo - kilo untuk mengambil batu yang kemudian akan dipecah dan dijual. Ada di antara mereka yang bahkan sambil momong (mengasuh anak).
Sudah bisa dipastikan bahwa kehidupan mereka tentulah sulit. Suami - suami mereka tentunya juga tidak memiliki penghasilan yang mencukupi. Sebab kalaulah mencukupi mana mungkin mereka bersusah payah mengumpulkan dan memecahkan batu yang ketika dijual harganya juga tidak seberapa.
Yangmembuat saya heran adalah pandangan bahwa mereka adalah Kartini - kartini masa kini. Setahun saya kartini tidak pernah memperjuangkan agar kaum perempuan menjadi seperti mereka. Kartini justru berjuang agar kaum perempuan memiliki derajat yang mulia. kartini memperjuangkan agar kaumnya mendapatkan pendidikan pengajaran yang memadai agar dapat menjalankan fungsinya sebagai pendidik manusia yang pertama - tama.
Melalui suratnya kepada Prof Anton dan Nyonya, pada tanggal 4 Oktober 1902, R. A Kartini mengungkapkan : "Kami disini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak perempuan. Bukan sekali-sekali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tetapi, karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam (sunnatullah) sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama."
Jadi para perempuan pemecah batu bukanlah Kartini - Kartini masa kini. Mereka justru adalah korban dari sistem ekonomi yang gagal mensejahterakan rakyat. Seharusnya pemerintah menerapkan sistem ekonomi yang mensejahterakan rakyat. Tidak membiarkan sumber - sumber kekayaan dikuasai oleh segelintir orang sementara rakyat kebanyakan harus berebut mendapatkannya dan akhirnya memakan korban. Kalau itu sudah dilakukan, rakyat telah disejahterakan saya kira tidak perlu ada perempuan - perempuan pemecah batu. Mereka cukup tinggal di rumah - rumah mereka dan berkonsentrasi menyiapkan generasi unggul untuk kemajuan negeri ini.

17 April 2008

Cara Menumbuhkan Motivasi

Cita-cita atau tujuan hidup ini hanya bisa diraih jika kita memiliki motivasi yang kuat dalam diri kita. Tanpa motivasi apapun, sulit sekali kita menggapai apa yang kita cita-citakan. Tapi tak dapat dipungkiri, memang cukup sulit membangun motivasi di dalam diri sendiri. Bahkan mungkin kita nggak tahu pasti bagaimana cara membangun motivasi di dalam diri sendiri.

Padahal sesungguhnya banyak hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan motivasi tersebut. Caranya…? coba simak kiat berikut ini:

* Ciptakan sensasi
Ciptakan sesuatu yang dapat “membangunkan” dan membangkitkan gairah anda saat pagi menjelang. Misalnya, anda berpikir esok hari harus mendapatkan keuntungan 1 milyar rupiah. Walau kedengarannya mustahil, tapi sensasi ini kadang memacu semangat anda untuk berkarya lebih baik lagi melebihi apa yang sudah anda lakukan kemarin.

* Kembangkan terus tujuan anda
Jangan pernah terpaku pada satu tujuan yang sederhana. Tujuan hidup yang terlalu sederhana membuat anda tidak memiliki kekuatan lebih. Padahal untuk meraih sesuatu anda memerlukan tantangan yang lebih besar, untuk mengerahkan kekuatan anda yang sebenarnya. Tujuan hidup yang besar akan membangkitkan motivasi dan kekuatan tersendiri dalam hidup anda.

* Tetapkan saat kematian
Anda perlu memikirkan saat kematian meskipun gejala ke arah itu tidak dapat diprediksikan. Membayangkan saat-saat terakhir dalam hidup ini sesungguhnya merupakan saat-saat yang sangat sensasional. Anda dapat membayangkan ‘flash back’ dalam kehidupan anda. Sejak anda menjalani masa kanak-kanak, remaja, hingga tampil sebagai pribadi yang dewasa dan mandiri. Jika anda membayangkan ‘ajal’ anda sudah dekat, akan memotivasi anda untuk berbuat lebih banyak lagi hal hal yg baik selama hidup anda.

* Tinggalkan teman yang tidak perlu
Jangan ragu untuk meninggalkan teman-teman yang tidak dapat mendorong anda mencapai tujuan. Sebab, siapapun teman anda, seharusnya mampu membawa anda pada perubahan yang lebih baik. Ketahuilah bergaul dengan orang-orang yang optimis akan membuat anda berpikir optimis pula. Bersama mereka hidup ini terasa lebih menyenangkan dan penuh motivasi.

* Hampiri bayangan ketakutan
Saat anda dibayang-bayangi kecemasan dan ketakutan, jangan melarikan diri dari bayangan tersebut. Misalnya selama ini anda takut akan menghadapi masa depan yang buruk. Datang dan nikmati rasa takut anda dengan mencoba mengatasinya. Saat anda berhasil mengatasi rasa takut, saat itu anda telah berhasil meningkatkan keyakinan diri bahwa anda mampu mencapai hidup yang lebih baik.

* Ucapkan “selamat datang” pada setiap masalah Jalan untuk mencapai tujuan tidak selamanya semulus jalan tol. Suatu saat anda akan menghadapi jalan terjal, menanjak dan penuh bebatuan. Jangan memutar arah untuk mengambil jalan pintas. Hadapi terus jalan tersebut dan pikirkan cara terbaik untuk bisa melewatinya. Jika anda memandang masalah sebagai sesuatu yang mengerikan, anda akan semakin sulit termotivasi. Sebaliknya bila anda selalu siap menghadapi setiap masalah, anda seakan memiliki energi dan semangat berlebih untuk mencapai tujuan anda.

* Mulailah dengan rasa senang
Jangan pernah merasa terbebani dengan tujuan hidup anda. Coba nikmati hidup dan jalan yang anda tempuh. Jika sejak awal anda sudah merasa ‘tidak suka’ rasanya motivasi hidup tidak akan pernah anda miliki.

* Berlatih dengan keras
Tidak bisa tidak, anda harus berlatih terus bila ingin mendapatkan hasil terbaik. Pada dasarnya tidak ada yang tidak dapat anda raih jika anda terus berusaha keras. Semakin giat berlatih semakin mudah pula mengatasi setiap kesulitan.

Kesimpulannya, motivasi adalah ’sesuatu’ yang dapat menumbuhkan semangat anda dalam rangka mencapai tujuan. Dengan motivasi yang kuat di dalam diri sendiri, anda akan memiliki apresiasi dan penghargaan yang tinggi terhadap diri dan hidup ini. Sehingga anda pun nggak ragu lagi melangkah mencapai tujuan dan cita-cita hidup anda..! ***

15 April 2008

Tips Kuat Bekerja 16 jam Sehari

Selama perang dunia II, Winston Churchill yang ketika itu berusia 60-an tahun mampu bekerja sekitar 16 jam sehari. Apa rahasianya?
Beristirahat sebelum capek. Bisa 1 jam, 30 menit atau bahkan cuma 5 menit. Istirahat bukanlah hanya sekedar tidur, tapi masa perbaikan.

Dr.Walter B. Cannon dari fakultas kedokteran Universitas Harvard mengatakan "banyak yang beranggapan bahwa jantung bekerja secara terus menerus, tapi sebenarnya setelah jantung berdenyut, ia istirahat sesaat. "

Jadi, cobalah istirahat sebelum tubuh kita capek.

Selamat mencoba !

14 April 2008

Menjawab Telepon

Saya sedang bekerja. Tiba-tiba masuk pesan via yahoo massanger, begini:
  • Ketika baterai LOW , jangan menjawab telpon, radiasi yang dihasilkan bisa 1000 kali
  • Jawab telpon dengan telinga KIRI
  • Ini akan merusak otakmu secara langsung jika mempergunakan telinga kanan
  • Jangan mempergunakan headphone / penyuara kuping dalam jangka waktu yang LAMA
  • Rehatkan telingamu sebentar setelah 1 jam
Forward ini ke rekan kamu, jika kau sayang padanya.

12 April 2008

SAMPAH

Saya sering tergiur untuk menyimpan barang yang saya sangka suatu saat nati akan saya butuhkan. Misalnya kardus, botol kemasan minuman vitamin C, kertas HVS yang baliknya masih kosong, dll. (Kaya pemulung ya?He he...). Hal itu saya lakukan karena saya sering harus mengatasi keadaan-keadaan dimana barang - barang seperti bisa digunakan. Misalnya kardus bekas sangat saya butuhkan ketika saya mau mengangkut barang dalam jumlah agak banyak atau untuk mengepak buku. Kertas hvs yang baliknya masih kosong bisa saya gunakan untuk membuat membuat catatan mengenai sesuatu agar bisa masuk saku.
Masalahnya kemudian ternyata anggapan saya tidak selalu benar. Tidak selalu barang yang saya simpan akhirnya benar-benar saya pakai. Sering kali barang-barang itu malah jadi sampah. Memenuhi ruangan sehingga terlihat kumuh, pating srumpel, dan bikin pikiran sumpek. Suasana sumpek ini ternyata juga berpengaruh pada suasana hati saya. Saya jadi emosional.
Berdasarkan hal ini saya jadi mempunyai definisi sendiri mengenai sampah. Yaitu barang yang kita simpan dengan anggapan suatu saat kita akan mempergunakannya tetapi ternyata tidak. Barang-barang seperti yang saya ungkapkan dimuka adalah sampah, tapi saya simpan. Akhirnya hanya mengotori saja.
Ternyata pikiran kita juga tidka jauh berbeda. Kita sering menyimpan informasi-informasi sampah atau malah bergelut dengannya, karena kita beranggapan suatu saat itu akan bermanfaat bagi kita, tetapi kenyataanya tidak. Sehingga informasi-informasi itu akhirnya hanya mengotori pikiran kita. membuat kita jadi judeg.
Untuk itu kita mesti pandai-pandai memilih dan memilah barang-barang apa saja yang semestinya kita simpan dan apa saja yang lebih baik kita buang saja. Sehingga ruangan kita ettap bersih dan nyaman untuk ditinggali. Kita juga harus pintar-pintar memilih dan memilah informasi-informasi yang cukup kita ketahui saja dan mana yang harus kita beri perhatian dan kita simpan dalam benak kita, sehingga kita pikiran kita bisa tetap fresh, tidak dipusingkan oleh informasi-informasi yang tak berguna.
Allahu a'lam.

11 April 2008

SUDUT PANDANG

Sikap seseorang memang sangat bergantung pada cara pandangnya terhadap sesuatu ya? Contohnya gini. Ada seorang teman yang selalu mengeluhkan sikap bapaknya yang sudah sepuh. Sang Bapak ini pensiunan dari sebuah perusahaan tekstil. Dulu beliau punya bawahan. Setelah pensiunan si bapak ini sering bertingkah seolah-olah dia masih bekerja, punya bawahan, punya dokter pribadi, punya perumahan yang dikasihkan bawahannya dst. Padahal ga gitu. Mungkin ini yang disebut post power syndrome.
Tapi saya melihat orang lain sebaliknya. Ada beberapa orang yang saya kenal enjoy saja menjalani masa pensiun. Setiap hari lari pagi (asal ga hujan), mengantar cucu ke sekolah, menjadi ta'mir masjid. Bahkan ada seorang guru saya setelah pindah ke daerah asalnya memilih pensiun dini karena ingin menekuni usahanya. (?)
Semua memang tergantung bagaimana memandang. Dalam kasus di atas orang berbeda memandang masa pensiun. Yang satu memandang pensiun adalah masa yang menjemukan, akhir dari segalanya. Sementara yang lain memandang masa pensiun hanya sebagaian dari peristiwa yang sangat alami. Bahkan yang lain memandang masa pensiun sebgai kesempatan untuk mengembangkan usaha yang sebelumnya terbengkelai.

SAATNYA BERUBAH

Ternyata ada banyak hal yang bisa saya catat dalam setiap kesempatan olah raga pagi. Di antaranya saya selalau bertemu seorang ibu yang berjalan tertatih-tatih menyusuri jalan di depan rumahnya. Sebelah kakinya agak kaku tidak seperti yang sebelahnya. Agaknya dia baru dalam proses penyembuhan dari penyakit yang dideritanya. Saya tidak tahu persis. Yang jelas nampak dia berusaha melemaskan kakinya dengan berjalan setiap pagi.
Hal ini mengingatkan saya pada seorang mantan ketua RT di tempat tinggal yang lama. Beliau terserang stroke ringan beberapa tahun setelah pindah tempat tinggal. Setelah sembuh saya sering melihat beliau berjalan kaki setiap pagi. Rupanya beliau ingin agar kesehatannya semakin baik dan terus membaik. Ada yang bercerita bahwa beliau berjalan sejauh yang beliau ingin. Bila terasa letih duduk sebentar dan kemudian setelah letihnya sedikit terobati. Bahkan beliau tidak sungkan untuk meminta minum kepada orang yang tinggal di rumah-rumah sepanjang jalan yang dilewati bila merasa haus.
Allahu a'lam. Namun sebuah pelajaran yang saya ambil adalah bahwa kita tidak perlu menunggu sampai mendapat serangan penyakit seperti mereka untuk memulai menjaga kesehatan, termasuk di antaranya dengan berolahraga meski hanya jalan kaki atau lari pagi. Sekaranglah saatnya untuk berubah. Apalagi bagi orang yang setiap hari bekerja di belakang meja dan di depan komputer seperti saya. Jika tidak diimbagi dengan pola hidup yang sehat bisa membahayakan diri sendiri.
Mudah-mudahan Allah berkenan memberikan keistiqamahan kepada saya untuk terus berusaha agar saya semakin sehat dan semaki sehat. Mohon do'a.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons