19 Desember 2008

PRESTASI KEHIDUPAN

“IP kok 4,00…” kata seorang guru di tempat saya bekerja ketika mengomentari seorang pembicara pada pengajian sehari sebelumnya. Pembicara tersebut merupakan lulusan terbaik dari sebuah universitas swasta di Yogyakarta. “Padahal dulu jaman saya kuliah untuk mendapatkan IP 2 lebih saja sudah susah…” tambahnya. Sambil berkelakar saya bilang katakana, “ Pak, begitu dapat ipe (bahasa Jawa : ipar) saya langsung 3, Pak. Soalnya istri saya anak nomor 4….”

Bagi kebanyakan orang prestasi akademik memang merupakan hal yang menakjubkan. Sehingga bila ada mahasiswa yang IP nya 4 atau ada siswa yang nilainya 8 atau 9 sungguh suatu hal yang luar biasa. Yang menyedihkan adalah obesesi untuk mempunyai prestasi akademik sering kali membuat siswa atau mahasiswa menempuh berbagai cara. Salah satunya dengan menyontek. Kebiasaan ini sudah sangat lazim di kalangan mereka. Bahkan menemukan siswa atau mahasiswa yang tidak menyontek cukup susah. Mereka sudah menjadi makhluk yang harus dilindungi dari kepunahan.

Buat saya pribadi memiliki prestasi akademik bukanlah sesuatu yang terlalu luar biasa. Sebenarnya hanya dibutuhkan ketekunan untuk mempelajari apa yang memang harus dipelajari. Di era internet seperti sekarang ini untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan sudah teramat mudah. Kita tidak perlu membeli buku tebal yang harganya mahal. Cukup dengan searching di internet, informasi apa yang kita butuhkan tersedia. Berbagai ebook tentang berbagai hal bisa dengan mudah kita download. Apalagi bila kita menguasai bahasa asing (Inggris dan Arab misalnya) semakin lebih banyak lagi yang bisa kita eksplor. Sementara warnet saat ini sudahmenjamur dimana-mana. Persoalannya tinggal mau atau tidak untuk belajar.

Hal yang membuat saya takjub adalah orang – orang yang justru memiliki prestasi dalam kancah kehidupan nyata. Orang yang mampu melakukan sesuatu yang secara nyata dirasakan manfaatnya oleh orang banyak. Misalnya di tempat saya bekerja ada seseorang yang selalu berobsesi melakukan perubahan dimanapun ia berada. Di antaranya dia pernah mengusulkan dan mendorong agar dibuat aplikasi agar pelayanan perpustakaan bisa dikomputerisasi. Berkat ide dan lobinya kini perpustakaan di tempat saya bekerja sudah computerize. Mulai dari pengisian daftar hadir pengunjung, katalog, peminjaman dan pengembalian kini sudah bias dilakukan lebih cepat. Ide awalnya adalah dia ingin mengumpulkan orang-orang yang suka bergelut dengan komputer seperti saya agar bisa menghasilka yang bermanfaat. Akhirnya muncullah ide tadi. Prestasi lain darinya adalah ketika dia berupaya menyatukan beberapa local dari bangunan sekolah yang terpisah. Maksudnya agar ketika hujan deras dating para guru tidak kesulitan menjangkau lokal-lokal kelas yang terpisah. Idenya ini mendapat tentangan keras, karena harus mengorbankan salah satu kelas. Tetapi dia berkeras dan berupaya melobi agar idenya terlaksana. Ketika kemudian berhasil semua bisa merasakan manfaatnya. Kini baik guru maupun siswa bisa mencapai bagian bangunan yang manapun tanpa harus membawa paying ketika hujan deras turun.

Buat saya hal seperti di atas adalah sebuah prestasi yang menakjubkan. Begitupun ketika seseorang yang karena wawasannya yang luas dia bisa memberikan solusi atas berbagai persoalan yang ada di sisinya. Dia menjadi rujukan ketika orang punya masalah. Demikian juga para pengemban dakwah yang selalu tekun menyampaikan kebenaran dan memotivasi orang untuk taat kepada Allah, kemudian orang – orang mengikutinya. Mereka adalah orang – orang berprestasi yang mengagumkan kendati tidak punya prestasi akademik yang luar biasa. Mereka adalah orang-orang yang menghadirkan manfaat bagi masyarakat. Mereka adalah sebaik-baik manusia sebagaimana sabda Nabi, “Khairunnas anfa’uhum linnas” (sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain.

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons