18 Mei 2009

Pak Guru... Bu Guru, Apa Kabar? (4)

Seharusnya Senin lalu saya melanjutkan menulis kelanjutan crita menganai Guru-guru SMA Negeri 1 Cilacap era 1987- 1990 seperti sudah saya janjikan, tetapi karena kesibukan kerja terpaksa saya tunda. Inilah kelanjutannya :

31. Drs. Hartoyo (Pak Hartoyo - guru Geografi)
Beliau ini juga tidak pernah mengajar di kelas saya. Tetapi sangat mungkin di kelas lain. Saya juga lebih mengenal beliau setelah bekerja. Ya maaf saja kalo saya tidak bisa menulis satu kenangan pun mengenai beliau.







32. Mokh. Kalyubi, B.A. (Pak Kalyubi - Guru Seni Rupa)
Gambar mistar adalah salah satu mata pelajaran yang pernah beliau ajarkan. Meski saya senang dnegan gambar - menggambar tetapi saya merasa kesulitan untuk membuat karya yang bagus dalam bidang ini. Hasilnya selalu saja belepotan. Saya ingat betul beliau pernah menyuruh para siswa untuk membuat tugas dengan menggunakan pewarna dari kertas crap dan obat merah. Pak kalyubi adalah orang yang serba bisa. Terbukti disamping mengajar seni rupa beliau juga mengajar seni suara. Bahkan Mars SMA Negeri 1 Cilacap adalah ciptaannya. Beliau juga orang yang selalu ceria. Tak pernah tampak kesedihan atau kemarahan di wajah beliau. Selama saya bekerja dan bekerja sama dengan beliau yang saya temui adalah beliau selalu menyanyi. Beliau pensiun beberapa tahun lalu dan sekarang membantu putranya yang mempunyai usaha toko barang elektronik.

33. Betrinelis, B.A. (Bu Beth - Guru Seni Musik)
Aslinya beliau ini guru geografi, tetapi entah kenapa justru lebih enjoy mengajar seni musik. Beliau pindahan dari SMA 15 Jakarta. Di sana beliau juga mengajar seni musik. Bahkan salah seorang anak didik beliau di sana telah berhasil menjadi penyanyi terkenal yaitu Tri Libel. Tka heran bila kehadiran beliau sempat menggegerkan belantika paduan suara di Cilacap. Konon ada sekolah lain di Cilacap yang merasa iri paduan suara SMA kita dibina oleh gurunya Trio Libel.




34. Diwarso, B.A. (Pak Diwarso - Guru Orkes)
"Mr. Opening Ceremony" begitu teman-teman menjuluki beliau. Pasalnya beliau menyebut pemanasan sebelum olah raga dengan istilah opening ceremony. Sayangnya beliau kurang dalam memberi contoh dalam melakukan kegiatan olah raga, sehingga suatu ketika Yoga salah posisi waktu praktik loncat indah dengan matras. Yoga sempat "ketekuk", tapi untuk tidak apa - apa.
Sebelum akhirnya mengambil pensiun dini beliau sempat diangkat sebagai pustakawan. Dengan pensiunnya beliau praktis sekolah kita hingga hari ini tidak punya pustakawan. Yang ada hanya petugas perpustakaan. tetapi kendati begitu perpusratakaan sekolah kita menjadi juara 2 tingkat Jawa Tengah lo....
Kalu teman-teman ingat, Bu Diwarso adalah yang membuka warung di sebelah selatan perpustakaan. Warung ini yang menjadi langganan teman-teman. Salah seorang putra beliau yaitu Y. Pratikto adalah teman kita dari kelas IPS. Istri Tikto sekarang juga menjadi penjual di salah satu kantin SMA kita. Hanya belakangan katanya lebih sering tutup karena sibuk dengan bisnin MLMnya.

35. Darmo Saputro, B.A. (Pak Darmo - Guru Orkes)
Orangnya kurus dan bicaranya pelan. Saya tidak ingat kapan persisnya beliau mengajar di kelas saya. Tetapi mungkin bukan di kelas II dan III. Pasalnya salah seorang putra beliau adalah anak A1 yaitu Koko (Sujatmiko). Meski ketika menjadi guru badannya kelihatan kurus dan sepertinya pernafasannya terganggu, namun setelah pensiun justru badannya menjadi lebih gemuk dan segar. Jangan-jangan karena muridnya yang bandel-bandel ya? sehingga beliau ngenes.
Setelah pensiun dini setahu saya beliau pernah menekuni usaha kecil-kecilan dengan sang istri.

36. Drs. Sasayto (Pak Satyo - Guru Orkes)
Beliau adalah pindahan dari SMEA Negeri. Cara mengajar dan ketidakraguan beliau dalam memberi contoh membuat anak-anak bersemangat mengikuti pelajaran oleh raga. Kalau tidak salah blaiu juga pernah mendampingi Pak Salman menjadi pembina Larepa. Sehingga anak-anak Larepa pasti punya kenangan naik gunung bersama beliau.
Saat ini beliau menjadi pengawas. Beliau adalah salah satu orang yang menjadi pengawas tanpa pernah menjadi Kepala Sekolah lebih dulu. Karena itu beliau saat ini beliau ngantornya di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah raga Kabupaten Cilacap. Namun karena putri beliau sekarang menjadi siswa SMA Negeri 1 Cilacap, beliau jadi masih sering bertandang. Baik untuk urusan dinas atau sekadar menjemput putrinya. Gayanya yang murah senyum dan ramah tidak berubah kendati sudah mempunyai kedudukan sebagai pengawas.

37. Sri Hartati, SPd (Bu Tati - Guru PKK)
Bu Tati dulu adalah wali kelasnya Munjid. Itu juga menurut cerita yang diriwayatkan oleh Achmad Munjid. Ijazah beliau memang sebagai guru keterampilan. Namun setelah pendidikan keterampilan dihapus pada kurikulum beliau 1994 beliau kuliah lagi dan mengambil jurusan bimbingan karir. Jadilah beliau sekarang sebagai guru BK. Saya tidak begitu ingat apakah beliau mengajar saya atau tidak. Karena yang saya ingat justru guru keterampilan yang lain.




38. Isdiati, B.A. (Bu Is - Guru BK)
Guru keterampilan yang paling saya ingat adalah Bu Is. Kendati beliau guru BK tetapi beliau juga mengajar keterampilan. Keterampilan yang blaiu ajarkan adalah PKK. Yang masih tersisa dalam ingatan saya adalah ketika kelas I saya dan teman-teman sekelompok disuruh membuat donat. Dasar tidak pernah masak, donatnya hancur. Waktu itu salah satu teman sekelompok saya adalah Arwan Setiarto.
Bu Is wafat setelah menderita sakit beberapa tahun lalu. Sebelumnya beliau sudah memasuki masa purna tugas.

39. Slamet Lasimun, B.A. (Pak Slamet - Guru PSPB)
Pendidikan Supaya Pelajar Bingung. Begitu plesetan yang dibuat Prabowo untuk Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa. Sebenarnya pelajaran ini sudah tercakup dalam pelajaran sejarah tetapi entah kenapa masih ada PSPB. Suatu hari Pak Slamet menugasi untuk siswa untuk membuat puisi perjuangan. Suatu hal yang susah buat saya, meski teman-teman pernah mengenal saya sebagai orang yang suka buat puisi. Yang membuat jengkel adalah ketika Joko Susilo bertanya, "berapa bait, pak?" Pertanyaan yang biasa saja tetapi buat saya itu menjadi beban. Kenapa tidak dibuat saja 1 atua 2 bait. Dengan pertanyaan seperti itu justru malah menambah persoalan. Untung Pak Slamet tidak menentukan jumlah baitnya. Coba kalau beliau menentukan 5 atau 10 bait? Capek deh...
Setelah pensiun Pak Slamet hingga kini masih menjabat sebagai Kepala SMA Jenderal Sudirman Cilacap. Sebenarnya kasihan juga. Menurut saya saya beliau sudah terlalu sepuh untuk memegang tanggung jawab sebagai kepala sekolah. Sebaiknya diganti oleh yang lebih muda.

40. Sri Gambirosini (Bu Gambir - Guru Ekonomi)
Sebagai anak Fisik saya tidak pernah diajar beliau. Tetapi mungkin anak-anak IPS iya. Saya lebih mengenal beliau sebagai istri Pak Rukam Efendi . Seorang pengusaha toko bahan bangunan yang memiliki 3 toko di Cilacap. Itu saja, saya tidak bisa mendongeng banyak mengenai beliau. Saya berharap teman-teman IPS seperti Heru bisa menambahkan cerita mengenai beliau ini.

Bersambung (jika diperlukan)

1 komentar:

Ferdian Adi mengatakan...

Assalamu'alaikum...how nice to to see you here, thank you for visiting my weblog Mas. Tulisan2 terakhir panjenengan betul-betul mengingatkan saya pada sekolah tercinta itu...
Saya benar-benar terkejut, kalau tidak membaca blog mas ini, saya tidak akan tahu kalo Pak Barjo sampun sedo. Semoga beliau tenang disisi-NYA. Sekali lagi, Alhamdulillah berjumpa panjenengan. Mari menulis mas.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons