05 Mei 2008

POLISI TIDUR

Sesuatu yang tidurnya saja dibenci, apa coba? Polisi tidur. Tepat! di jalan-jalan yang biasa daya lalui baik ketika ke kantor atau ke tempat yang lain sekarang dipenuhi dengan benda satu ini. Di sebuah jalan dekat rumah saya hampir setiap 20 meter terdapat polisi tidur. Di dekati tikungan dekat rumah bahkan dibuat dari gorong-gorong yang kemudian di tuutp semen. Pada awal dibuat polisi tidur ini sangat lancip untuk ukurannya. Suatu hari ketika istri saya harus dirawat di rumah sakit saya meminjam motor milik tetangga sebelah (waktu itu saya belum punya sepeda motor). karena jarang pakai sepeda motor saya jadi kurang terampil. Karena terburu-buru secara tidak sengaja mesin motor yang saya naiki kandas mengenai polisi tidur nan tajam tadi. Dug...! seketika mesinya mati. "Aduh ... ketempuhan* aku!!" batin saya. Kustarter lagi ternyata hidup. Haahhhh....lega. Setelah saya kembalikan tidak ada komplain dari si pemilik.
Yang paling sengsara berhadapan dengan polisi tidur adalah para tukang bakso, tukang siomay, tukang becak, tukang bubur ayam, dan tentu saja tukang mengeluh. Hihihihi.... Saya yang waktu itu kemana - mana naik sepeda juga sengsara. Terutama kalo harus memboncengan anak dan istri. Jegleg ... jegleg.. pantat istriku jadi sakit karena terbentur boncengan sepeda yang keras setiap melewati polisi tidur. Sekarang sudah lebih lumayan karena saya sudah punya sepeda motor, biarpun tua. Namun demikian jumlah polisi tidurnya semakin hari semakin bertambah. Di dekat perempatan polisi tidurnya tidak cukup satu. Ada yang rangkap dua atau tiga. Duh....
Kalau kita amati, pembuatan polisi tidur lebih banyak didasarkan pada suatu kekhawatiran akan terjadi kecelakaan karena para pengendara sepeda, speda motor akan ngebut di jalan yang mulus. Sejauh ini sebenarnya kekhawatiran itu belum pernah terjadi. Tapi kenapa semakin hari jumlahnya terus ditambah, ya? atau kalau ada kekhawatiran begitu kenapa dulu jalannya tidak dibiarkan kasar dan berbatu saja ya?
Buka mata, ini nyata, hanya di Indonesia .....

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons